PMRI --- >>> PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Pendidikan matematika realistik sangat dipengaruhi oleh ide Hans Frudental yakni matematika sebagai suatu bentuk aktifitas manusia, bukan sekedar obyek yang garus di transfer dari guru ke siswa ( majalah PMRI, 2009 :23) berdasarkan pemikiran tersebut, matematika merupakan suatu proses pembelajaran yang harus melibatkan siswa sebagai subyek sehingga siswa sendiri yang bergerak melakukan aktifitas matematis. Oleh karena itu, dalam pembelajaran PMRI ini perlu adanya stimulus untuk dapat menghubungkan pengetahuan informalo sebagai pengetahuan awal siswa yang diperoleh dalam kehidupan sehari – hari dengan pengetahuan formal matematika yang diperoleh di sekolah. Untuk itu, perlu adanya peran guru dalam hal menimbulkan stimulus yang berupa permasalahan realistic yang ada di kehidupan sehari – hari dan mengaitkannya dengan pengetahuan forma matematika yang dipelajari di sekolah sehingga pembelajaran akan lebih bermakina untuk siswa
Adapun karakteristik dari PMRI (majalah PMRI, 2009:24) yaitu:
a.Penggunaan konteks dalam eksplorasi fenomenologis:
b.Penggunaan model untuk mengkontruksi konsep (matematisasi vertical dan horizontal)
c.Penggunaan kreasi dan kontribusi siswa
d.Siswa aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran
e.Kesalingterkaitan antara aspek – aspek atau unit – unit matematika )interwinement)
f.Ciri – ciri alam dan budaya indonesia
menurut bakker (Majalah PMRI,2009:24) yang menyatakan bahwa untuk mendesain dan mengembangkan PMRI sebaiknya menggunakan guided reinvention (penemu terbimbing ) dimana dalam pembelajaran siswa harus diarahkan untuk menemukan strategi penyelesaian masalah dan didactical phenomenology yaitu guru perlu menggunakan masalah kontekstual untuk memperkenalkan konsep matematika
Adapun bentuk standar pembelajaran PMRI
( majalah PMRI, 2009:28) yakni sebagai berikut
( majalah PMRI, 2009:28) yakni sebagai berikut
pembelajaran dapat memenuhi tuntutan ketercapaian standar kompetensi dalam kurikulum
Pembelajaran diawali dengan masalah realistik shingga siswa termotivasi dan terbantu dalam belajar matematika
Pembelajaran memberi kesempata pada siswa untuk mengeksplorasi masalah yang diberikan guru dan berdiskusi sehingga siswa dapat saling belajar dalam rangka pengkonstruksian pengetahuan
Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan membentuk pengetahuan yang utuh
Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan konfirmasi untuk menyarikan fakta, konsep, dan prinsip matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan latihan untuk memperkuat pemahaman
Kemudian. Bahan ajar PMRI memiliki standar (majalah PMRI, 2009:29) sebagai berikut:
Bahan ajar yang disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku
Bahan ajar menggunakan permasalahan realistik untuk memotivasi siswa dan membantu siswa belajar matematika
Bahan ajar membuat berbagai konsep matematika yang bermakna dan utuh
Bahan ajar memuat materi pengayaan yang mengakomodasi perbedaan cara dan kemampuan berfikir siswa
Bahan ajar dirumuskan/ disajikan sedemikian sehingga mendorong/memotivasi siswa berfikir krtis, kreatif, dan inovatif serta berinteraksi dalam belajar